Sungguh kasihan jiwa
yang tak bisa menyanyikan lagu kepedihan
layaknya nyanyian kebebasan
Hingga ia tak bisa melepaskan ikatan
hatinya
dari belenggu duka cita
yang telah memenjarakan tawa cerianya
Sungguh kasihan jiwa
yang menganggap derita adalah racun kehidupan
layaknya pisau musim gugur
yang merobek-robek impian taman
Hingga malam-malamnya terisi oleh ratapan penuh hibah
dan paginya tiada bersinar
seperti lentera redup
yang kehabisan bahan bakar
Duka cita serta derita adalah lirik cinta
yang bersumber dari nyanyian semesta
ia adalah kasih sayang Tuhan
yang tercurah kedalam hati manusia
Ia juga seumpama senandung fajar yang berkicau begitu merdu
dibalik keheningan lembah-lembah sunyi
Yang memainkan melodi kehidupan dari petikan kecapi semesta
kala mengalunkan nyanyian pagi dalam doa serta harapannya
Sungguh kasihan jiwa
yang tak bisa mencurahkan kepedihannya
kedalam relung hari
serta sukma waktu
Hingga ia laksana daun-daun rontok yang terhempas angin
saat kehilangan pegangan untuk bertahan
Pada hal dalam dirinya
tersimpan segala macam kekayaan Tuhan
yang berwujud akal budi
serta segala nasehat hidup
dari sang hidup
Yang memancarkan sinar kebijaksanaan
yang menyiratkan pengetahuan
yang menerangi semua jalan
serta memberikan kekuatan dalam hatinya
Dan
Sungguh sangat kasihan jiwa
yang menyanyikan kidung kematian
sedang nafas hidupnya masih bergerak
pun jantung masih berdetak
Seakan ia melupakan keberadaan Tuhan dalam hatinya
hingga ia begitu memuja duka citanya
dan menyanyikan mantra-mantra kesedihan
dalam kidung putus asa
serta lirik bersimbah darah
Ingatlah wahai
kalian saudaraku tercinta
Penderitaan yang paling menyakitkan
adalah bila kalian kehilangan akal kesadaran
seperti kapal yang kehilangan kemudi
dan laksana rumah kosong
yang ditinggal pergi penghuninya
hingga yang ada hanya ketakutan serta kehampaan
Isilah hidup dengan tujuan
arungi musim dengan penuh kebijaksanaan
karna sesungguhnya derita dan bahagia tiada beda
semua hanyalah ciptaan fikiran
Bila fikiran kalian dipenuhi rasa syukur
maka hati akan terasa lapang
ia akan menjadi samudera yang tenang
yang akan membawa kalian kedalam limpahan rahmad Tuhan
Kekayaan yang abadi ada pada hati yang ikhlas dan sabar
bukan pada gemerlapnya tumpukan berlian
Hati yang senantiasa dipenuhi rasa syukur dan sabar
akan mampu menyanyikan kidung kehidupan
dengan suara yang sangat merdu
karna ia memiliki lirik-lirik terindah dari perjalanan musim
yang telah menyatu dengan suka duka hatinya
9 Januari 2014
By : Indra Signora/Penyair Kota Turin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar