Desahnya pada tiap sunyi yang menjelma
pada selaksa sepi yang mendera
kala celoteh rindu meremuk dada
yang melebur dalam segala doa
Dan isaknya berguman di antara waktu
ketika mimpi itu selalu datang bertandang
hadirkan satu gambar dalam ingatan
yang tersenyum di balik hening wajah sang malam
Perempuanku
Adakah lagi keindahan dalam risau ini
ketika waktu semakin jauh berjarak
kala masa bermuram durja tanpa tawamu
dan hari semakin sunyi tanpa senandungmu
Perempuanku
Diufuk sana sumringahmu membias sendu
melabuhkan mentari duka dalam senjaku
yang menjelma dalam rona tanpa cahaya
pada jingga yang merebah di dekap lara
Duhai perempuanku
Lihatlah kini samudera cinta mengharu biru
ombak-ombaknya sunyi merintih dipantai rindu
buih kasih telah terberai di karang waktu
senyap menepi dibalik gelisah senja bisu
1 JULI 2014
Langit Sastra Jingga
pada selaksa sepi yang mendera
kala celoteh rindu meremuk dada
yang melebur dalam segala doa
Dan isaknya berguman di antara waktu
ketika mimpi itu selalu datang bertandang
hadirkan satu gambar dalam ingatan
yang tersenyum di balik hening wajah sang malam
Perempuanku
Adakah lagi keindahan dalam risau ini
ketika waktu semakin jauh berjarak
kala masa bermuram durja tanpa tawamu
dan hari semakin sunyi tanpa senandungmu
Perempuanku
Diufuk sana sumringahmu membias sendu
melabuhkan mentari duka dalam senjaku
yang menjelma dalam rona tanpa cahaya
pada jingga yang merebah di dekap lara
Duhai perempuanku
Lihatlah kini samudera cinta mengharu biru
ombak-ombaknya sunyi merintih dipantai rindu
buih kasih telah terberai di karang waktu
senyap menepi dibalik gelisah senja bisu
1 JULI 2014
Langit Sastra Jingga
(Pena Signora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar