Mari meneguk butiran air mata sang malam
yang tercurah dari kelopak mungil melati
diantara simfoni burung-burung
kala menyenandungkan nyanyian pagi
Marilah duhai kekasih ku abadi
Mari dengarkan suara cinta di kejauhan
ketika sepoi angin musim semi menyenandungkan lagu harapan
diantara lantunan doa lembah-lembah hening
yang bergemuruh dalam denyut jantung fajar
Inilah musim penuh keindahan
dimana benih-benih
akan mengeluarkan kuncupnya nan mekar
dan bernyanyi riang
di tengah alunan merdu serunai padang impian
Lihatlah kekasih ku abadi
Nun disana
sang langit telah mencurah kan peluk mesra
kepada bumi kekasihnya
ketika butiran hujan menjelajahi tanah perbukitan
serta berdendang riuh mengiringi tarian ladang
Dan suara telaga terdengar bagai kecapi alam
yang memainkan melodi rindu
di antara kecipak air yang mengalir disela bebatuan
Marilah duhai kekasih ku abadi
Mari kita tinggalkan jejak-jejak musim kering
untuk menapak asa yang baru
yang terpampang pada gelora musim semi
dan menaruh semua doa kita
dalam dekapan hangat musim bunga
24 JULI 2014
Langit Sastra Jingga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar