Rabu, 20 Agustus 2014

Kembara Di Ujung Lara

Bak malam termangu di tinggal purnama
terguman rindu di bibir kembara
terhenti denyut di alirah darah
lalu bertanya ia pada sunyi yang menoktah
pun pada hening yang menjelma

Tak ada jawab...

Hanya senyap menggeluti malam
merapal kelam di balik cakrawala
pada detak waktu yang berputar
yang membisu di relung semesta

Dan

Ketika desah bayu menyenandungkan lara
menghibah nada pada serunai kembara
terlantun kesah menindih jiwa
nan melarung bersama tirta duka cita

Adakah ia dapat membasuh sepi?

Kembara bersimpuh di altar Tuhannya
mengadu ia tentang takdirnya
pada pencarian yang tak sudah
serta penantian yang berujung lara

Dan

Ketika malam semakin memekat
kembara tercenung di antara tanya
memeras kelam yang menyekat jiwa
tuk coba artikan sejatinya rasa

Tentang badai rindu yang melanda
tentang ombak derita yang mendera
tentang perjalanan bersimbah darah
tentang usia tertelan masa
jua sang waktu yang terus berganti warna

Dan adakah ia dapat menyingkap tanya?

Kembara tersenyum dalam heningnya
simpan rahasia di dada malam
titipkan derita di kelam langit
pelan berjalan mengejar fajar
menjemput embun kerinduan
yang tertancap di jantung pagi penuh sinar

23 JUNI 2014
BY : Langit Sastra Jingga

Pena Signora

Tidak ada komentar:

Posting Komentar