Jumat, 22 Agustus 2014

Bukit Dendam

Di atas langit yang menghitam
pada kelam yang tengah menahtah malam
ketika mawar musim gugur memohon setetes hujan
kala lembah hijau telah tandus dan meradang

Katakanlah duhai angin yang berdendang

Katakan pada puluhan masa yang telah hilang
pada sang waktu yang telah melahirkan kebencian
saat kegelisahan merindukan wangi kematian
di atas bukit dendam yang tinggi menjulang

Dengarlah wahai cakrawala...

Akan ku buat tanah berwarna merah
merah yang tercipta dari genangan darah
darah yang mengalir dari dada sang durjana
yang tertawa renyah dalam sungging kemenangannya

Dengarlah wahai cakrawala...

Dengarlah sumpah tanpa hibah
terikrar dari jiwa penuh luka
jiwa yang telah jenuh menahan nyalah api derita
yang membakar perih menghanguskan sukma lara

Dengar kau wahai cakrawala

Dengarlah sumpah maut dari sindang darah
sumpah yang meminta laksaan nyawa
penuh dendam yang mengalir di matanya
dendam yang menghitam laksana bara neraka

4 JULI 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar