Rabu, 20 Agustus 2014

Rintihan Rindu Kembara

Kulewati dingin malam
bersama bayang-bayang wajahmu
menyusuri empat petala waktu
membawa kenanganmu

Ku ukir hari-hari
dalam desah rintihan rindu
bersemayam duka
disetiap denyut di darahku

Kabut telah menghitamkan semua pandangan
langkah ku terseok tanpa arah dan tujuan

kidung pagi
tak mampu lagi kudengarkan
aku terkapar
bagai pecundang kalah perang

Alangkah sunyi jalan ini...

aku berdiri diatas tebing-tebing curam
memandang kosong dibalik masa yang mengelam
srigala lapar melolong rakus dikejauhan
taringnya tajam dalam luka penuh dendam

Senja datang bersama pelangi penuh warna
hantarkan burung-burung
segera pulang kesarangnya
aku resah
hendak pergi entah kemana
tak punya tempat
selama pintumu tak perna terbuka

Bogor : 6 Sebtember 2013

"Penyair Turin"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar