Sudahkah kau baca jiwaku
aksara yang dieja tanpa kata
tertulis pada bebatuan buana
dan tersusun tanpa bait
yang terangkai dalam kalimat sunyi
yang mendekam dalam selaksa hening
tergurat diuntaian waktu
pada kibasan detik yang berlalu
bacalah jiwaku....
untuk ribuan sepi tanpa makna
saat kau menangis diujung malam
pada sepenggal sesal yang kau biarkan
serta pada semua isak yang kau tahan
bacalah jiwaku....
bacalah dengan mata hatimu
saat pagi bernyanyi dalam setetes embun
pada setiap tarian bunga-bunga
pada lengkingan seruling gembala
yang mengalun diatas tebing-tebing lembah
bacalah jiwaku...
bacalah semua gelisahmu
saat waktu menguntai masa lalu
saat nafas tersengal ditangismu
saat belati waktu menyayatmu
hingga suara berubah jadi kelu
heninglah jiwaku....
heningkan air matamu
rebahkan penat pada makna diam
basuh duka dalam sukma malam
dan tersenyumlah memandang kenyataan
sudahi jiwaku....
sudahi semua perihmu
biarkan takdir yang akan membimbing langkahmu
seperti musim yang berjalan dalam kereta waktu
dan seperti waktu yang berdetak tanpa ragu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar