Pada selaksa musim yang telah berlalu
dalam setiap jejak-jejak yang terhapus
saat gelap serta terang datang bergantian
dan untuk semua waktu yang sudah
tertinggal
untukmu jiwaku....
Ingatlah pada setiap pintu yang perna kau
buka
pada setiap jalan yang pernah kau tempuh
yang onak serta durinya telah kau tebas
dan semua kerikilnya pun telah kau bersihkan
katakan wahai engkau jiwaku
jelaskanlah kepada mereka
kepada setiap jiwa yang ingin merenungkan
dan kepada setiap telinga yang ingin
mendengarkan
ceritakan tentang waktu
tentang pagi yang berembun
tentang senja yang temaram
dan tentang malam yang menghitam
dan apakah
yang dapat kau baca....
dari setiap
lembar cerita semesta....
coba
terangkan tentang pagi...
pagi selalu datang bersama air mata malam
yang menjelma kedalam sebentuk embun
tergenang dalam telaga fajar
bergulir lembut memeluk ranting dan daun
pagi itu laksana gelak tawa seorang bocah
yang mengukir keceriaannya pada lukisan buana
dalam suara polos penuh kewajaran
seperti bayi yang baru terlahir dari rahim zaman
terangkanlah
tentang makna senja....
senja adalah temaram yang meredupkan siang
saat mentari telah bersimpuh dalam sajadah waktu
sinarnya yang suram terhanyut dalam hening
sampai akhirnya hilang dan tenggelam
senja itu laksana siang yang telah menua
menasbihkan kebijaksanaan waktu pada sisa cahayanya
hening dalam segala kepasrahan
sampai sang malam datang menjemputnya
dan terangkanlah
tentang hening malam....
malam adalah kegelapan yang telah tertidur
menghitam dalam pekatnya waktu
dan hanya menunggu datang keputusan sang rembulan
diantara segala harapan akan hadirnya sebuah terang
rembulan hanya akan muncul pada malam yang telah dijanjikan
tidak untuk semua malam
karna seperti itulah takdir mengatur waktu
dan jemari semestalah yang akan menunjukkan semua kebenarannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar