Pada awan gemawan
kusenandungkan jiwa yang lara
kulabuhkan kesah hati
disetiap arakan mega
Angin semilir berhembus
saat jingga memadu senja
kibaskan perih luka
kedalam suram temaramnya
Wahai jiwa...
Kenapa senja tak bisa kau sulam jadi indah
lihatlah langit begitu anggun
meronakan ruang semesta
Kemana lagi duka ini
akan kau layarkan
samudera tangis telah kering
saat netra enggan berkaca
Wahai jiwa...
Masih kuingat saat kemarin
ketika cinta kau gemakan
Betapa sahaja setiap liriknya
dan betapa mesra ungkapannya
Laksana kidung harapan
yang menceritakan
senyum rekah musim bunga
Tapi kini lihatlah
tak ada suara juga nada
kata-kata telah menjadi hampa
langit sore seperti telaga luka
ranting senja telah patah
kesunyian menjadi bahasa jiwa
Padamu senja
diatas langit semerah darah
saat mentari kau arak kepintu malam
ketika siang telah kau samarkan
izinkan syair kutulis untuk yang penghabisan
dalam duka derita tak tertahankan
Bogor : 2 Januari 2014
By : Indra Signora/PKT
kusenandungkan jiwa yang lara
kulabuhkan kesah hati
disetiap arakan mega
Angin semilir berhembus
saat jingga memadu senja
kibaskan perih luka
kedalam suram temaramnya
Wahai jiwa...
Kenapa senja tak bisa kau sulam jadi indah
lihatlah langit begitu anggun
meronakan ruang semesta
Kemana lagi duka ini
akan kau layarkan
samudera tangis telah kering
saat netra enggan berkaca
Wahai jiwa...
Masih kuingat saat kemarin
ketika cinta kau gemakan
Betapa sahaja setiap liriknya
dan betapa mesra ungkapannya
Laksana kidung harapan
yang menceritakan
senyum rekah musim bunga
Tapi kini lihatlah
tak ada suara juga nada
kata-kata telah menjadi hampa
langit sore seperti telaga luka
ranting senja telah patah
kesunyian menjadi bahasa jiwa
Padamu senja
diatas langit semerah darah
saat mentari kau arak kepintu malam
ketika siang telah kau samarkan
izinkan syair kutulis untuk yang penghabisan
dalam duka derita tak tertahankan
Bogor : 2 Januari 2014
By : Indra Signora/PKT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar