Hati ku mengutuk hari
kebisuan ku memaki waktu
tak dapat kulihat keindahan tersenyum manis
jiwaku gelisah menatap langit
mata ku perih menyingkap kabut
Duuh..semesta...
Kemana langkah harus kuayun
kemana sayap hendak kurentang
jalan hidupku tiada bertujuan
aku terjerat belenggu masa lalu
pada rantai masa depan
Berhembuslah...
wahai kau angin empat penjuru
timur dan barat
utara juga selatan
bersapdalah pada setiap bisikan ranting
juga tarian rerumputan
tolong wartakan rinduku pada rembulan malam
pada gemintang putih dibalik awan
pada setiap laksaan jarak perjalanan
saat mimpi ku mulai terjerat nyanyian dendam
Duuh...semesta..
Dimanakah
putih cinta kau sembunyikan
tak bolehkah sedikit saja
ku menyentuh kelembutannya
Tidakkah kau dengar bathinku mengerang
kala sepi telah merembes dikaki waktu
saat kidung-kidung lama mulai menembang malam
dan menggetarkan jiwaku dengan nyanyiannya
dan tidakkah engkau tahu...
betapa malang hati yang perna dipatahkan
betapa pilu kala menahan perih kerinduan
saat mimpi telah menghilang
harapan pun tinggal rintihan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar